Senin, 27 Februari 2012

CEDERA SISTEM OTOT RANGKA

  Cedera otot rangka merupakan salah satu bentuk cedera yang paling banyak dijumpai di lapangan, mulai dari yang ringan sampai mengancam nyawa.
Tanpa memandang berat atau ringannya kasus yang dihadapi, penangan yang baik dapatmembantu mencegah terjadinya cacat tetap.
Secara umum cedera otot rangka dapat berupa :
1. Patah tulang ( Fraktur )
2. Cerai sendi ( Dislokasi )
3. Terkilir otot ( Strain )
4. Terkilir sendi ( Sprain ) ......  


 

1. Patah Tulang
Patah Tulang adalah terputusnya jaringan tulang
Gejala dan tanda patah tulang :
- Perubahan bentuk
- Nyeri dan kaku
- Terdengar suara berderik pada daerah yang patah
- Terjadinya pembengkakan
- Adanya memar
- Ujung tulang terlihat
- Adanya gangguan peredaran perdarahan
Jenis Patah Tulang
1. Patah tulang terbuka
• Bagian tulang yang patah berhubungan dengan udara luar
2. Patah tulang tertutup
• Bagian tulang yang patah tidak berhubungan dengan udara luar
Pembidaian
Pemakaian suatu alat Bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan
menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
Tujuan Pembidaian -> Fiksasi & Imobilisasi
1. Mencegah pergerakan atau pergeseran dari ujung tulang yang patah
2. Mengurangi cidera yang baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Mengistirahatkan anggota badan yang patah
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi perdarahan
6. Mempercepat penyembuhan
GAMBAR PATAH TULANG terbuka dan tertutup
Macam - macam Bidai
1. Bidai Keras
Dibuat dari bahan yang keras dan kaku untuk mencegah pergerakan bagian yang
cedera. Bahan yang sering dipakai adalah kayu, alumunium, karton, plastic atau
bahan lain yang kuat dan ringan. Contoh : BIdai kayu, bidai tiup, bidai vakum
2. Bidai yang dapat dibentuk
Jenis bidai ini dapat diubah menjadi berbagai bentuk dan kombinasi untuk
 disesuaikan dengan bentuk cedera . Contoh : Bidai vakum, bantal, selimut, karton,
bidai kawat.
3. Bidai Traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya.Hanya digunakan
oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha
4. Gendongan atau Blat dan Bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umunya dipakai mitela.Prinsipnya
adalah memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan
pergerakan daerah cedera. Contoh : Gendongan lengan
5. Bidai Improvisasi
Bila tidak tersedia bidai jadi, maka penolong dituntut mampu berimprovisasi
membuat bidau yang cukup kuat dan ringan untuk menopang bagian tubuh yang
cedera.Contoh : majalah, Koran, karton dll
Pedoman umum pembidaian
1. Sampaikan rencana tindakan kepada penderita
2. Pastikan bagian yuang cedera dapat dilihat dan rawat perdarahan bila ada
3. Nilai gerakan sensasi-sirkulasi pada bagian daerah luka sebelum
menggerakan pembidaian
4. Siapkan alat seperlunya ( bidai dan, mitella )
5. Upayakan tidak mengubah posisi yang cidera
6. Jangan memasukan bagian tulang yang patah
7. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah
8. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan longgar
9. Ikatan harus cukup jumlahnya dimulai dari sendi yang banyak bergerak
10. Selesai dilakukan pembidaian dilakukan pemeriksaan GSS kembali,
bandingkan dengan pemerikasaan GSS yang pertama
2. Cerai Sendi ( Dislokasi )
Cerai sendi adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi.
Penyebab :
- Sendi teregang melebihi batas normal sehingga kedua ujung
tulang terpisah dan tidak pada tempatnya. Jaringan ikat sendi bisa
tertarik melebihi batas normal dan mungkin sampai robek
Gejala dan tanda :
- Secara umum berupa gejala dan tanda patah tulang yang terbatas
pada daerah sendi.
3. Terkilir Otot ( Strain )
Terkilir otot adalah robeknya jaringan otot pada ekor otot ( Tendon ), karena
teregang melebihi batas normal.
Penyebab :
- Umumnya terjadi karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot
tertentu.Hal ini sering terjadi pada cedera olahraga karena :
karena :
a. Latihan peregangan tidah cukup
b. Latihan peregangan tidak benar
c. Teregang melampaui kemampuan
d. Gerakan yang tidak benar
Gejala dan tanda :
1. Nyeri yang mendadak pada daerah otot yang tertentu
2. Nyri menyebar keluar disertai kejang dan kaku otot
3. Bengkak pada daerah cedera
4. Terkilir Sendi ( Sprain )
Terkilir Sendi adalah robek atau putusnya jaringan ikat sekitar sendi karena sendi
teregang melebihi batas normal .
Penyebab : Terpeleset, gerakan yang salah .
Gejala dan Tanda
1. Bengkak
2. Nyeri Gerak
3. Nyeri Tekan
4. Warna kulit merah kebiruan
Pertolongan cedera pada sistem otot rangka :
1. Lakukan penilaian dini.
2. Lakukan pemeriksaan Fisik
3. Stabilkan bagian yang patah secara manual
4. Upayakan yang diduga patah dapat dilihat
5. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada
6. Siapkan alat-alat seperlunya ( bidai dan mitella )
7. LAKUKAN PEMBIDAIAN……!!!
8. Kurangi rasa sakit
9. Baringkan penderita pada posisi yang nyaman.
Penanganan Terkilir :
- Letakkan penderita dalam posisi yang nyaman, istirahatkan bagian yang cedera
- Tinggikan bagian yang cedera
- Beri kompres dingin maksimum 3 menit, ulangi setiap jam bila perlu
- Balut tekan dan tetap tinggikan
- Rawat sebagai patah tulang
- Rujuk ke fasilitas kesehatan
Pertolongan pada beberapa cedera alat gerak :
1. Cedera bahu
Dislokasi bahu adalah cedera yang paling sering terjadi di daerah bahu. Bila
terjadi patah tulang selangka, mungkin terlihat rongga pada daerah lengan atas di
bawah tulang selangka. Pada cedera ini tindakan yang paling baik adalah
memasang gendongan.
2. Cedera Patah tulang lengan atas
Tulang lengan atas merupakan tulang yang cukup tebal dan kuat, bila tulang ini
cedera waspadailah cedera jaringan disekitarnya. Pertolongan :
a. letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menghadap
kedalam
b. Pasang bidai sampai siku
c. Ikat di daerah diatas dan diaerah yang patah
d. Lengan bawah digendong
e. Jika siku juga patah dan tangan tidak dapat dilipat, pasang bidai
sampai ke lengan bawah, dan biarkan tangan tergantung, tidak usah
digendong.
f. Rujuk ke fasilitas kesehatan


3. Cedera patah tulang lengan bawah

Cedera di daerah lengan bawah dan pergelangan tangan merupakan cedera yang
sering ditemukan. Pertolongan :
a. letakkan tangan di dada
b. Pasang bidai dari siku sampai tangan
c. Ikat pada daerah diatas dan dibawah tulang yang patah
d. Lengan digendong
e. Rujuk ke fasilitas kesehatan
4. Cedera tangan dan jari
Tangan yang cedera harus dibidai pada posisi fungsional. Cara paling mudah
adalah dengan meletakkan benda dalam telapak tangan, lalu membalut tangan
tersebut dan meletakkannya diatas bidai. Bila yang cedera adalah jari, maka
ikatlah jari tersebut dengan jari disebelahnya. Bila yang cedera lebih dari satu jari
maka bidailah seluruh tangan
5. Patah tulang paha
Perubahan bentuk pada patah tulang paha biasanya terlihat dengan jelas,
disamping nyeri dan pembengkakkan. Pertolongan :
a. Pasang dua bidai dari :
a. Ketiak sampai sedikit melewati telapak kaki
b. Lipatan paha sampai sedikit melewati telapak kaki
b. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai dengan tungkai yang patah
c. Bila perlu ikat kedua kaki diatas lutut dan pergelangan kaki - telapak kaki
dengan pembalut utnuk mengurangi pergerakan.
d. Rujuk ke fasilitas Kesehatan
Catatan :
- Patah tulang paha dapat menimbulkan perdarahan dalam, sehingga penderita
dapat mengalami syok
- Bila ada patah tulang terbuka, atasi perdarahan dan rawat lukanya
6. Cedera Lutut
Bila lutut berada dalam posisi tertekuk maka bidailah dalam posisi tersebut dan
bila lurus maka bidailah dalam posisi lurus. Cara membidainya sama seperti patah
tulang paha .
7. Patah tulang tungkai bawah
Umumnya kedua tulang tungkai bawah mengalami cedera bersamaan. Letaknya
yang sangat dekat denganpermukaan kulit menyebabkan cedera ini sering berupa
patah tulang terbuka . Pertolongan :
a. Pasang 2 bidai disebelah luar dan dalam tungkai yang patah dari lipatan
paha sampai sedikit melewati telapak kaki.
b. Beri bantalan kapas atau kain antara bidai atau kain.
c. Rujuk ke fasilitas kesehatan
BAB VI LUKA BAKAR
Pengertian : Semua cedera yang terjadi akibat paparan suhu yang tinggi.
Penyebab Luka Bakar :
1. Panas ( Suhu Diatas 60º ), contoh : Api, Uap panas, Benda panas
2. Listrik, Contoh : Listrik Rumah tangga, Petir
3. Kimia, Contoh : Soda Api, Air aki (Zuur)
4. Radiasi, Contoh : Sinar Matahari (Ultra Violet), Bahan Radioaktif

Pengolongan

Berdasarkan luas lapisan kulit yang mengalami cedera, luka bakar dikelompokkan
menjadi :
1. Luka Bakar Derajat Satu (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas (
kulit Ari / Epidermis )
2. Luka Bakar Derajat Dua. Sedikit lebih dalam
3. Luka Bakar Derajat Tiga. Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai
kedalam tulang dan rongga dalam.
Luas permukaan luka bakar
Dalam penangan luka bakar dan penentuan derajat berat luka bakar, luas permukaan
tubuh yang mengalami luka bakar sangat berperan. Pedoman untuk memperkirakan luas
daerah yang terbakar dilakukan dengan Hukum 9 ( rule of nine ) yaitu dengan membagi
daerah tubuh dengan prosentase sembilan per daerah tubuh ( lihat gambar hukum 9 )
Penangangan Luka Bakar :
1. Alirkan air biasa ke daerah yang luka, bila ada bahan kimia alirkan air terus
menerus selama 20 menit atau lebih
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan, jika pakaian melekat pada luka bakar gunting
sekitarnya jangan memaksa untuk melepasnya
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril ( kassa Steril ), jangan memecahkan
gelembung.
4. Jangan gunakan mentega, odol, oli, kecap, kopi, air es.
5. Rujuk ke fasilitas kesehatan

0 komentar:

Posting Komentar