Senin, 27 Februari 2012

EVAKUASI TRANSPORTASI


Mekanika Tubuh
 
Mekanika Tubuh adalah menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar
untuk memudahkan pengangkatan dalam pemindahan penderita (EVAKUASI)
Tujuan :
Menghindari terjadinya cedera pada penolong
Pemindahan Penderita
Setelah melakukan penilaian keadaan dan penilaian dini, selanjutnya kita menentukan
prioritas pemindahan penderita. Beberapa pertanyaan yang mungkin terjadi adalah :
a. Kapan saatnya penderita dipindahkan
b. Apakan penilaian dan pemeriksaan penderita harus selesai sebelum
pemindahan.

c. Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga ( stabilisasi manual )
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemindahan penderita :
1. Nilai kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pemindahan
2. Rencanakan gerakan sebelum mengangkat dan memindahkan penderita
3. Jangan memindahkan dan mengangkat penderita jika tidak mampu
4. Gunakan otot tungkai, panggul serta otot perut. Hindari mengangkat dengan otot
punggung dan membungkuk.
5. Jaga keseimbangan
6. Rapatkan tubuh penderita dengan tubuh penolong saat memindahkan dan
mengangkat korban.
7. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap


Prinsip dasar pemindahan penderita :
1. Jangan dilakukan jika tidak perlu
2. Melakukan sesuai dengan cara yang benar
3. Kondisi Fisik Penolong harus baik dan terlatih
Tidak ada definisi yang pasti kapan seorang penderita harus dipindahkan.
Sebagai pedoman dapat dikatakan bahwa bila tidak ada bahaya berikan pertolongan dulu
baru pindahkan penderita.Bila situasi dan kondisi dilapangan relative tidak aman
mungkin harus dilakukan pemindahan korban terlebih dahulu.
Berdasarkan keselamatan penolong dan penderita, pemindahan penderita digolongkan
menjadi 2 bagian :
1. Pemindahan Darurat
Pemindahan darurat dilakukan bila ada bahaya yang mengancam bagi penderita dan
penolong. Contoh :
- Ancaman Kebakaran
- Ancaman Ledakan
- Ancaman Bangunan runtuh
- Ancaman mobil terguling bensin tumpah
- Adanya bahan-bahan berbahaya
- Orang sekitar yang berprilaku aneh
- Kondisi cuaca yang buruk
Contoh Cara pemindahan Darurat :
- Tarikan lengan
- Tarikan Bahu
- Tarikan Baju
- Tarikan selimut
Gambar masing-masing contoh
2. Pemindahan Biasa
Pemindahan biasa dilakukan jika keadaan tidak membahayakan penderita maupun
penolong.
Tehnik angkat langsung dengan tiga penolong :
1. ke tiga penolong berlutut pada salah satu sisi penderita , jika memungkinkan
beradalah pada sisi yang paling sedikit cedera
2. penolong pertama menyisipkan satu lengan dibawah leher dan bahu, lengan yang
satu disisipkan dibawah punggung penderita
3. penolong kedua menyisipkan tangan dibawah punggung dan bokong penderita
4. penolong ketiga menyisipkan lengan dibawah bokong dan dibawah lutut penderita
5. penderita siap diangkat dengan satu perintah
6. angkat penderita keatas lutut ketiga penolong secara bersamaan
7. sisipkan tandu yang akan digunakan dan atur letaknya oleh penolong yang lain
8. letakkan kembali penderta diatas tandu dengan satu perintah yang tepat
9. jika akan berjalan tampa memakai tandu, dari langkah no 6 teruskan dengan
memiringkan penderita ke dada penolong
10. berdiri secara bersamaan dengan satu perintah
11. berjalanlah kearah yang dikehendaki dengan langkah bertahap

Tehnik mengangkat tandu

Penolong dalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu
1. tempatkan kaki pada jarak yang tepat
2. punggung harus tetap lurus
3. kencangkan otot punggung dan otot perut. Kepala tetap menghadap kedepan
dalam posisi netral
4. genggamlah pegangan tandu dengan baik
5. pada saat mengangkat punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan
konstraksi otot seluruhnya pada otot tungkai
6. saat menurunkan tandu lakukan langkah diatas pada urutan selanjutnya .
Tehnik angkat anggota gerak
Biasanya diperlukan dua penolong untuk melakukan tehnik ini :
a. Penolong pertama berada diposisi kepala penderita
b. Lakukan pengangkatan pada lengan penderita
c. Penolong yang lain berdiri diantara dua tungkai penderita, menyelipkan tangan
dan mengangkat ke dua lutut penderita
d. Dengan satu aba- aba kedua penolong dapat memindahkan penderita di lokasi
yang diinginkan
Posisi penderita
Secara umum posisi penderita tergantung dari cedera yang dialami dan keadaan pada saat
itu. Beberapa pedoman untuk memposisikan penderita :
- Penderita dengan syok. Jika tidak ditemukan tanda-tanda cedera pada
tungkai atas dan tulang belakang tingikka tungkai sekitar 20 - 30 cm.
- Penderita dengan gangguan pernapasan. Posisikan duduk atau setengah
duduk
- Penderita dengan nyeri perut. Posisikan tidur. Posisikan tidur miring
dengan tungkai ditekuk
- Penderita Muntah-muntah. Posisikan nyaman dan awasi jalan napas
- Penderita Trauma, terutama dicurigai cedera tulang belakang (spinal)
harus segera distabilkan dan imobilisasi dengan papan spinal panjang.
- Penderita tidak sadar dan tidak dicurigai ada cedera spinal atau cedera
berat lainnya, posisikan miring stabil
Posisi terbaik melakukan pemindahan tergantung pada kondisi saat itu.

0 komentar:

Posting Komentar