Pada
pembelajaran matematika seringkali siswa merasa kesulitan memahami pelajaran
yang diberikan guru, kurang motivasi untuk mengikuti pelajaran bahkan menjadi
matematika sebagai mata pelajaran yang paling menakutkan bagi mereka. Hal ini
terjadi karena sampai saat ini masih banyak guru menggunakan metode
pembelajaran yang disebut metode konvensional, yaitu guru membacakan atau
memberikan bahan yang di siapkannya sedangkan siswa mendengarkan, mencatat
dengan teliti dan mencoba menyelesaikan soal sebagai mana yang di contohkan
oleh guru.
Hal
tersebut menjadi pasif, dalam pembelajaran matematika seharusnya siswa haruslah
aktif belajar sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kreatifitasnya
serta lebih dapat memahami pelajaran dan terampil dalammenyelesaikan
permasalahan matematika, oleh sebab itu guru hendaknya mampu memilih dan
menerapkan model pembelajaran yang mampumerangsang siswa lebih aktif dalam
belajar serta meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami siswa dalam memahami
pelajaran dan Selama ini kebanyakan para guru menganggap tinggi rendahnya
motivasi belajar telaletak pada murid sendiri. Oleh sebab itu siswa sendirilah
yang dapat meningkatkan motivasi belajarnya, namun sesungguhnya guru juga dapat
meningkatkan motivasi belajar pada siswa.
Untuk
meningkatakan motifasi pada siswa guru seharusnya merancang lingkungan belajar
yang kondusif seperti mengunakan metode pembelajaran melalui
proyek,pembelajaran berabasis masalah, discovery learning, collaboratif dan
cooperatif learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk
kegiatan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa seperti debat,penyejian
hasil kerja kelompok, membuat makalah, membuat catatan harian, atau catatan
yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Keller
(1983) mengembangkan prinsip moivasi yang di sebut model ARCS
1.Atention
(perhatian)
Untuk
memancing perhatian siswa, guru dapat mengemukakan hal – hal yang baru, aneh
(ganjil), kontradiktif sehingga dapat menumbuhkan perhatian siswa pada gurunya.
2.Relevance,
(relevansi)
Suatu
upaya menghubungkan materi pelajaran dengan kondisi nyata dan kebutuhan siswa,
untuk itu guru perlu menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin d capai serta
manafaat pengetahuan atau ketarampilan bagi kehidupan siswa.
3.
Convidence,( kepercayaan diri)
Memiliki
kepercayaan akan kemampuan dan potensi merupakan syarat penting untuk
mengembangkan sikap positif terhadap belajar,
4.
Statisfaction (kepuasan)
Keberhasilan
akan menimbulkan kepuasan, maka agar siswa memperoleh kepuasan belajar maka
haragailah keberhasilanya, semisal dengan pujian maupun hadiah.
(Sumber
: http://edukasiana.com)
0 komentar:
Posting Komentar