
kualitas hidup manusia. Oleh karena itu, pikiran berkualitas yang dimiliki manusia tidaklah datang dengan sendirinya atau “jatuh dari langit” melainkan harus dikembangkan dan dilatih secara sistematis dan tiada henti.
Secara sangat sederhana dapat
dikatakan bahwa berpikir kritis merupakan cara berpikir mengenai subjek, isi,
dan masalah apapun, di mana manusia yang berpikir selalu meningkatkan dan
memperbarui kualitas berpikirnya. Upaya ini dilakukannya dengan berbagai
analisis, penilaian, dan rekonstruksi yang terampil. Berpikir kritis artinya
diarahkan, dikendalikan, diawasi oleh diri sendiri sekaligus merupakan koreksi
terhadap diri sendiri. Semua hal tersebut dilakukan secara teliti karena
dikendalikan oleh berbagai tolok ukur yang berasal dari pemikiran yang berkualitas.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan komunikasi yang baik dan kemampuan
menyelesaikan masalah yang dimiliki manusia, begitu juga komitmen untuk
mengatasi egosentrisme dan sosiosentrisme yang menjadi sifat dasar manusia.
Dalam melakukan analisis,
seseorang harus mampu mengidentifikasi (mengenali) tujuan dan mempertanyakan
hal yang menjadi subjek analisisnya, begitu juga dengan berbagai informasi,
asumsi, konsep utama, sudut pandang, dampak, dan kesimpulannya. Sementara itu,
dalam melakukan penilaian, seseorang harus selalu memeriksa penilaian yang
telah dilakukannya demi memperoleh penilaian yang jelas/jernih, tepat, teliti,
dalam, luas, jujur (adil), bermanfaat, memiliki relevansi dengan segala hal
yang ada dalam sebuah subjek atau masalah, dan sesuai dengan jalur pemikiran
akal sehat manusia.
Dengan demikian, manusia yang
selalu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya adalah
manusia yang selalu mampu:
Mengangkat dan mengemukakan
berbagai pertanyaan dan persoalan sangat penting dalam hidupnya, serta mampu
merumuskan berbagai pertanyaan dan persoalan yang diangkat dengan jelas dan
tepat;
- mengumpulkan dan menilai berbagai kesimpulan dan cara menyelesaikan masalah menggunakan langkah-langkah tepat dan efektif;
- tiba pada berbagai kesimpulan dan cara penyelesaian masalah yang masuk akal seraya terus mengujinya terhadap berbagai tolok ukur dan kriteria yang relevan;
- berpikir terbuka terhadap berbagai pandangan lainnya, seraya tiada henti mengenali dan menilai berbagai prasangka, dampak, dan akibat praktis, sejauh yang dibutuhkan;
- dan mampu mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai berbagai cara penyelesaian yang telah dilakukannya terhadap banyak masalah kompleks dengan cara yang efektif.
Sumber : faktailmiah
0 komentar:
Posting Komentar